Rabu, 09 Maret 2016

MIMPI ANAK DESA (PART 3)

Photo : Pepeling 

Iringan suara binatang malam seolah mengiringi lelapnya tidurku, alunan suara gesekan dedaunan seolah mengelusku untuk semakin jauh masuk dalam sebuah alam sadar yang tak pernah kubanyangkan dalam dunia nyataku, langkahku dengan yakin berjalan diantara bangunan megah dengan arsitektur yang luar biasa yang diisi oleh manusia yang rata-rata tingginya diatas tiga meter, mereka begitu gagahnya dengan kemampan yang luar biasa dengan rata-rata sepuluh kali lipat dengan kemampuan manusia saat ini.

Aku berjalan kearah selatan karena melihat kemegahan sebuah bangunan yang tinggi besar dengan megahnya dihias struktur dengan relief begitu bagus, bangunan yang tingginya hampir 800 meter dengan susunan pondasi benar-benar kuat, kutelusuri semua sudut yang ada ditempat itu seolah aku berjalan dialam nyata dimana aku merasa pernah tinggal ditempat itu sebelumnya, namun mungkin itu hanyalah persaan dalam benakku saja, seperti aku berberkhayal bahwa tempat dimana kini aku tinggal dahulunya adalah sebuah tempat yang begitu bernilai namun kini dilupakan karena adanya suatu hal sehingga hilang ditelan alam.

Mimpiku terus berlanjut walaupun menjadi tertawaan teman-temanku manakala mereka membaca catatan mimpiku, sebuah perjalanan mimpi yang begitu aneh dan membuatku semakin penasaran dan ingin terus bermimpi sebagai ilustrasi dari sebuah kebenaran masa lalu yang saat ini hilang ditelan alam dengan kedahsyatan sebuah bencana dimasa lalu yang bukan tidak mungkin akan terjadi lagi suatu saat nanti. Sebuah negeri yang indah dan begitu luar biasa, keramahan penduduknya seolah memberikan sebuah pelajaran akan sebuah kehidupan dengan adab dan etika serta sebuah budaya yang membudaya sehingga menjadi rujukan dari setiap pelosok bumi untuk datang mengunjungi.

Dalam mimpiku, aku melihat sebuah taman indah bagaikan taman surgawi yang ada ditamansari tempat begitu nyaman dan begitu mempesona dengan penataan sungguh luar biasa sehingga sangatlah sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, sebuah arsitektur dengan konsep pemikiran sangat tinggi yang tidak akan sulit terjangkau oleh pemikiran manusia saat ini, taman surgawi dengan lorong-lorong penuh pesona dibentengi benteng dengan sebuah bangunan yang begitu megah dimana disana menyimpan hasil dari penghasilan masyarakat yang dijadikan sebagai cadangan logistik bagi berjalannya kehidupan masyarakatnya sehingga tidak sampai kekurangan pangan karena factor apapun.

Aku berjalan kearah selatan, kulihat sebuah bangunan megah berwarna putih berderet yang dibentengi benteng tinggi menjulang yang jika kita bayangkan hari ini bangunan tersebut pastinya sudah tidak akan ada tandingannya, sebuah kota besar yang merupakan bagian dari sebuah kerajaan yang pernah ada dimuka bumi ini yang tidak akan ada tandingannya, aku bejalan-jalan disana dengan senyum ramah mereka melihatku seolah aku adalah bagian dari mereka yang terpisah oleh ruang dan waktu masa lalu yang kalaupun ada mungkin dalam wujud yang sulit bisa mengetahui antara satu dengan lainnya kecuali jika dibangun dengan silaturahmi yang kuat untuk saling memahami dari hati ke hati.

Sembirat cahaya mentari pagi membangunkan mimpiku, dengan rasa bingung aku terbangun karena aku merasa baru sekejap mata tertutup untuk beristirahat, namun karena mimpi tersebut seoalah terasa nyata sehingga terasa bukan dalam keadaan tidur seperti dalam sebuah kondisi sebenarnya, mungkin mimpi ini akan terus bersambung seiring sebuah fakta sebenarnya ini masih bersifat misteri yang selalu menjadi siloka bagi kita semua……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar