Kamis, 10 Maret 2016

RENUNGAN HATI

Keindahan Alam, Photo : Pepeling

Diantara puing rasa yang tersirat diantara kehidupan nyata, kita sebagai insan yang pada kesempatan ini masih bisa melihat alam fana dengan keridhoan dari tuhan yang maha kuasa, kita hanyalah mahluk yang sama dengan mahluk lainya, jikalau tuhan sudah menghendaki maka kita akan kembali ke asal kita yang awal tidak ada akan kembali ke tidak ada dan itu merupakan sudah menjadi rumusan alami yang tidak mungkin akan bisa kita pungkiri.

Hari ini mungkin kita hanya terpaku pada kitab tuhan yang tersurat dimana kita lupa akan kitab tuhan yang tersirat yang harfiah serta pemaknaannya sungguh sangat luar biasa jika kita sinergikan antar yang tersurat dan yang tersirat, makna hidup adalah makna dasar yang harus kita jadikan sandaran dalam meniti langkah menjalani proses kehidupan, dimana kita hidup di dunia ini hanya sementara mengingat faktor alam dan batas daya tahan yang dimiliki manusia terbatas.

Hakekat hidup dimana kita melangkah dengan membawa seluruh anggota tubuh yang disebut jasmani dengan diiringi jiwa dan ruh sehingga kita menjadi satu elemen kesatuan dalam hidup, namun yang jadi pertanyaan akan dibawa kemana semua komponen diri kita ini ? apakah kita akan membawanya pada nilai manfaat ataukan kita akan membawanya pada nilai madharat, semua kembali ke hati dan rasa kita untuk menentukan langkah kita menuju arah kehidupan yang sedang dan akan dijalani.

Tidak sedikit manusia yang hebat, tidak sedikit manusia yang diberikan hidayah kepintaran namun tidak sedikit pula semua itu hanya dijadikan ajang untuk menampilkan keegoisannya sebagai manusia, umur bukanlah menjadi pengaruh akan sebuah kedewasaan diri, namun kemampuan diri dengan aktualisasi diri dalam mengisi kehidupan itulah penggambaran dari sebuah kepribadian, janganlah kita pernah berharap sesuatu dari apa yang kita kerjakan selain nilai manfaat karena semuanya akan dating dengan sendirinya seperti air yang mengalir melewati lekuk sungai walaupun banyak rintangan dan kelokan namun pada akhirnya sampai juga ke muara, dan begitulah hidup ini.

Terkadang memang kita selalu dihadapkan dengan titik bingung menyikapi kehidupan, mengingat pola pikir dan pandangan antara satu insan dengan lainnya memang tidak mungkin sama namun perbedaan haruslah menjadi bahan untuk terus belajar dalam menggali setiap ruang dan waktu sebagai bahan pembentukan diri untuk mencapai nilai hidup yang rahmatanlilallamin.

Membangun diri tidaklah mudah, mengingat harus bisa mengsinkronkan antara hati dan pikir serta perbuatan supaya seiring sejalan dalam setiap langkah kita, memang berat namun apa salahnya jika kita terus belajar dan mencoba memaknai itu semua, kita bisa awali dari hal yang terkecil dalam hidup yaitu kita mencoba memilih dan memilah mana yang benar dan mana yang salah dengan terus membangun komitmen diri sehingga kita memiliki prinsip namun prinsip yang sesuai dengan aturan baik aturan agama maupun aturan darigama.

Alam adalah ciptaan tuhan yang harus kita jaga dan kita lestarikan keutuhannya supaya bisa kita wariskan untuk generasi kita selanjutnya, mari coba buka hati untuk melatih rasa sehingga kita bisa merasakan betapa pentingnya alam ini untuk kehidupan kita, mari kita belajar membuka pikir kita akan apa yang terjadi jika ala mini hancur, dan marilah kita coba melangkah untuk saling mengingatkan akan sebuah makna hidup dimana kita sebagai mahluk sosial tidak mungkin hidup sendiri tanpa orang lain, maka kita harus bisa menjaga terus hubungan silahturahmi sebagai bentuk aplikasi dari hablumminnanas (hubungan manusia dengan manusia).

Diantara sisa waktu yang masih ada marilah kita manfaatkan hidup ini untuk saling mengisi, saling berbagi, saling merasakan antara kita manusia dengan sesama mahluk tuhan keseluruhan, semoga kita mampu belajar dan terus belajar dari ala mini sebagai bekal kita miniti hari-hari yang akan kita sama-sama jalani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar